Get Your Led

   
 
  Vitamin A

Apa dan Mengapa tentang Vitamin A (Bagian 1)

Aug 7th, 2008 | By Admin |

Saat ini di Indonesia masih terjadi kecenderungan meningkatkan Kurang Vitamin A (KVA) pada ibu dan balita di daerah miskin perkotaan. Menurut data Departemen Kesehatan tahun 1992 menunjukkan bahwa hampir 10 juta balita menderita KVA sub klinis (serum retinol < 20 ug/dl), 60 ribu di antaranya disertai dengan gejala bercak bitot yang terancam buta. Selain itu pada beberapa provinsi di Indonesia telah ditemukan kasus-kasus baru KVA yang terjadi pada anak penderita gizi buruk, sehingga KVA masih merupakan masalah gizi utama di Indonesia hingga saat ini.

Hasil kajian berbagai studi menyatakan bahwa vitamin A merupakan zat gizi yang esensial bagi manusia, karena zat gizi ini sangat penting dan konsumsi makanan kita cenderung belum mencukupi dan masih rendah sehingga harus dipenuhi dari luar. Pada anak balita akibat KVA akan meningkatkan kesakitan dan kematian, mudah terkena penyakit infeksi seperti diare, radang paru-paru, pneumonia, dan akhirnya kematian. Akibat lain yang berdampak sangat serius dari KVA adalah buta senja dan manifestasi lain dari xeropthalmia termasuk kerusakan kornea (keratomalasia) dan kebutaan.

Vitamin A bermanfaat untuk menurunkan angka kematian dan angka kesakitan, karena vitamin A dapat meningkatkan daya tahan tubuh terhadap penyakit infeksi seperti campak, diare, dan ISPA (Infeksi Saluran Pernapasan Akut). Vitamin A juga bermanfaat untuk kesehatan mata dan membantu proses pertumbuhan. Oleh karena itu vitamin A sangat penting untuk kesehatan dan kelangsungan hidup.

Ibu nifas yang cukup mendapat vitamin A akan meningkatkan kandungan vitamin A dalam Air Susu Ibu (ASI) , sehingga bayi yang disusui lebih kebal terhadap penyakit. Di samping itu kesehatan ibu lebih cepat pulih. Upaya perbaikan status vitamin A harus dimulai sedini mungkin pada masa kanak-kanak terutama anak yang menderita KVA.

Komitmen global pada Millenium Development Goal 2000 dan Health for All in the Twenty-First Century 1998, Fit for Children 2002, disepakati bahwa eradikasi kemiskinan dan kelaparan akan menjadi setengahnya pada tahun 2015 serta peningkatan kesehatan dan status gizi ibu dan anak. Bali Consensus of Partnership with and for Children in the East Asia and Fasific Region 5-7 Mei 2003 menyebutkan bahwa masa kritis anak terjadi pada dua tahun pertama kehidupan. Kurang gizi pada anak selama periode kritis tersebut berisiko dan berdampak negatif pada kelangsungan hidup anak selanjutnya.

Hasil pertemuan International Vitamin A Consultative Groups (IVACG) pada bulan Februari 2003 di Maroko merekomendasikan pemberian 2 kapsul vitamin A 2 kali @ 200.000 SI untuk ibu nifas perlu diterapkan dalam program. Berdasarkan hal tersebut, dibutuhkan panduan yang berisi informasi yang berkaitan dengan vitamin A untuk praktisi kesehatan di lapangan.

Apa itu vitamin A?

Vitamin A merupakan salah satu zat gizi penting yang larut dalam lemak dan disimpan dalam hati, tidak dapat dibuat oleh tubuh, sehingga harus dipenuhi dari luar (esensial), berfungsi untuk penglihatan, pertumbuhan dan meningkatkan daya tahan tubuh terhadap penyakit.

Apa manfaat vitamin A?

Meningkatkan daya tahan tubuh terhadap penyakit dan infeksi seperti campak dan diare.

Membantu proses penglihatan dalam adaptasi dari tempat yang terang ke tempat yang gelap.

Mencegah kelainan pada sel-sel epitel termasuk pada selaput lendir mata.

Mencegah terjadinya proses metaplasi sel-sel epitel sehingga kelenjar tidak memproduksi cairan yang dapat menyebabkan terjadinya kekeringan pada mata (xerosis konjungtiva).

Mencegah terjadinya kerusakan mata berlanjut yang akan menjadi bercak bitot (bitot’s spot) bahkan kebutaan.

Vitamin A esensial untuk membantu proses pertumbuhan.

Berapa kebutuhan vitamin A perhari?

Angka kecukupan vitamin A rata-rata yang dianjurkan perorang perhari:


Apa saja sumber vitamin A?

Air Susu Ibu (ASI).

Bahan makanan hewani seperti hati, kuning telur, ikan, daging, ayam, dan bebek.

Buah-buahan berwarna kuning dan jingga seperti pepaya, mangga masak, alpukat jambu biji merah, dan pisang.

Sayuran yang berwarna hijau tua dan berwarna jingga seperti bayam, daun mangkokan, daun kelor, daun bluntas, kecipir, labu kuning, daun ubi jalar, tomat, dan wortel.

Bahan makanan yang difortifikasi (diperkaya) dengan vitamin A seperti margarin, susu, dan beberapa jenis mie instan.

Apa itu Kurang Vitamin A (KVA)?

KVA adalah suatu keadaan dimana simpanan vitamin A dalam tubuh berkurang. Pada tahap awal ditandai dengan gejala rabun senja atau kurang dapat melihat pada malam hari. Gejala tersebut juga ditandai dengan menurunnya kadar serum retinol dalam darah (kurang dari 20 ug/dl). Pada tahap selanjutnya terjadi kelainan jaringan epitel dari organ tubuh seperti paru-paru, usus, kulit, dan mata. Gambaran KVA yang khas dapat langsung terlihat pada mata.

Apa penyebab KVA?

Konsumsi vitamin A dalam makanan sehari-hari tidak mencukupi kebutuhan tubuh dalam jangka waktu lama.

Proses penyerapan makanan dalam tubuh terganggu karena infeksi cacing, diare, rendahnya konsumsi lemak, protein, dan seng (Zn).

Adanya penyakit ISPA, campak, dan diare.

Apa tanda dan gejala awal KVA?

Buta senja ditandai dengan kesulitan melihat dalam cahaya remang atau senja hari.

Kulit tampak kering dan bersisik seperti ikan terutama pada tungkai bawah bagian depan dan lengan atas bagian belakang.

Apa faktor risiko KVA?

Faktor sosial ekonomi, budaya, dan pelayanan kesehatan yang tidak mendukung seperti:
Kurang kesediaan pangan sumber vitamin A.
2) Kemampuan daya beli yang rendah.
3) Kurangnya pengetahuan.
4) Pola dan cara makan tidak seimbang.
5) Adanya tabu atau pantangan terhadap makanan sumber vitamin A
6) Cakupan imunisasi dan cakupan distribusi kapsul vitamin A rendah. Angka kesakitan tinggi karena penyakit campak dan diare.
7) Kurang tersedianya air bersih dan sanitasi lingkungan yang tidak sehat.

Faktor individu (biologis):
1) Anak dengan Berat Bayi Lahir Rendah (BBLR)
2) Anak yang tidak mendapat ASI Eksklusif dan tidak diberi ASI sampai usia 2 tahun.
3) Anak yang tidak mendapat MP-ASI yang cukup baik mutu maupun jumlahnya.
4) Anak kurang gizi atau di Bawah Garis Merah (BGM) pada KMS.
5) Anak yang menderita penyakit dan infeksi (campak, diare, TBC, pneumonia, malaria, kecacingan, dan HIV/AIDS).
6) Anak yang tidak pernah mendapatkan kapsul vitamin A dan imunisasi.

Faktor geografis:
1) Sulitnya akses ke sarana pelayanan kesehatan.
2) Daerah tandus, sering paceklik, atau rawan pangan.
3) Keadaan darurat karena bencana alam, perang, dan kerusuhan.

Bagaimana mencegah KVA?

Berikan ASI Eksklusif kepada bayi sampai berumur 6 bulan dan ASI hingga berumur 2  tahun disertai dengan pemberian MP-ASI yang cukup dan berkualitas.

Konsumsi makanan dengan gizi seimbang dan kaya vitamin A dalam menu makanan sehari-hari.

Cegah kecacingan dengan Perilaku Hidup Bersih dan Sehat (PHBS).

Konsumsi kapsul vitamin A sesuai kebutuhan sasaran.

Mungkinkah terjadi kelebihan vitamin A?

Mungkin saja, tetapi kasus kelebihan vitamin A sampai saat ini jarang ditemukan. Bila pemberian sesuai dengan aturan dosis, kelebihan tidak akan terjadi. Tetapi apabila anak meminum lebih dari 1 kapsul vitamin A dosis tinggi dalam waktu yang bersamaan perlu diwaspadai. Kelebihan vitamin A atau disebut juga hipervitaminosis vitamin A.
Bagaimana tanda-tanda atau gejala hipervitaminosis vitamin A?

Hipervitaminosis vitamin A adalah suatu kondisi dimana kadar vitamin A dalam darah atau jaringan tubuh tinggi sehingga menyebabkan timbulnya gejala-gejala spesifik seperti sakit kepala, pusing, mual, muntah, dan anoreksia (tidak nafsu makan) yang berat. Hipervitaminosis dapat berupa:

Hipervitaminosis A akut
Disebabkan karena pemberian dosis tunggal vitamin A yang sangat besar, atau pemberian berulang dosis yang lebih kecil tetapi konsumsi dalam periode 1-2 bulan. Gejala-gejala biasanya sementara dan akan hilang dalam waktu 2 hari.

Hipervitaminosis A kronis
Disebabkan karena mengkonsumsi vitamin dosis tinggi yang berulang-ulang dalam waktu beberapa bulan atau beberapa tahun. Keadaan ini biasanya hanya terjadi pada orang dewasa yang mengatur pengobatannya sendiri.

Hipervitaminosis A kronis pada anak-anak dan bayi biasanya menyebabkan anoreksia (tidak nafsu makan), kulit kering, gatal dan kemerahan, peningkatan tekanan intra-kranial, bibir pecah-pecah, tungkai dan lengan lemah dan membengkak. Masalah yang tampak sebagian besar akan hilang dalam waktu beberapa minggu sampai beberapa bulan.
Bagaimana mengatasi kelebihan vitamin A?

Hentikan pemberian suplementasi vitamin A untuk sementara sampai gejala hipervitaminosis A hilang dengan sendirinya. Apabila gejala tidak hilang segera rujuk ke puskesmas

UPAYA PENCEGAHAN DAN PENANGGULANGAN KVA

Prinsip dasar pencegahan dan penanggulangan KVA adalah menyediakan vitamin A yang cukup untuk tubuh dan perbaikan kesehatan secara umum. Dalam upaya menyediakan vitamin A yang cukup untuk tubuh ditempuh kebijakan sebagai berikut:

Promosi kesehatan

Suplementasi

Fortifikasi

Upaya tersebut di atas tidak dapat dilakukan secara terpisah, tetapi harus dilakukan secara bersamaan dan terintegrasi dalam satu kesatuan program.

1. Promosi Vitamin A

Promosi vitamin A merupakan proses pemberdayaan masyarakat agar tahu, mau, dan mampu mengkonsumsi sumber vitamin A alami dan suplementasi kapsul vitamin A dosis tinggi untuk kelompok sasaran bayi, balita, dan ibu nifas. Untuk itu, perlu dilakukan serangkaian kegiatan advokasi bina suasana dan pemberdayaan masyarakat, yaitu:

a. Melakukan advokasi kepada para pengambil kebijakan di daerah guna memperoleh dukungan kebijakan untuk:

1) Promosi peningkatan konsumsi sumber vitamin A alami
2) Gerakan pemanfaatan lahan pekarangan
3) Penyediaan kebutuhan kapsul vitamin A
4) Promosi kapsul vitamin A
5) Promosi dan pemasaran makanan-makanan yang diperkaya dengan vitamin A.

b. Menggalang kemitraan dengan mitra potensial (lintas sektor terkait, organisasi masyarakat, LSM, swasta, dunia usaha) untuk melakukan promosi sumber vitamin A alami, kapsul vitamin A dan makanan-makanan yang diperkayan dengan vitamin A dan penggerakan masyaakat/sasaran.

c. Melakukan orientasi petugas kesehatan dan kader.

d. Mengembangkan atau mempersiapkan media promosi sumber vitamin A alami, kapsul vitamin A dan makanan-makanan yang diperkaya dengan vitamin A dengan kesatuan pesan dan desain dalam kurun waktu tertentu.

e. Melaksanakan pemberdayaan masyarakat melalui berbagai media dan metode sesuai situasi setempat:
1) Penyuluhan media massa elektronik (radio, TV) dan media cetak (poster, spanduk, leaflet)
2) Penyuluhan kelompok dan kunjungan rumah
3) Bulan promosi kapsul vitamin A
4) Menggalang gerakan masyarakat untuk pemanfaatan lahan pekarangan
5) Lomba-lomba (lomba balita sehat, lomba pemanfaatan pekarangan dll).

2. Suplementasi Kapsul Vitamin A

Suplementasi pemberianj kapsul vitamin A dosis tinggi merupakan rencana program jangka pendek. Prioritas program pemberian kapsul vitamin A adalah wilayah dengan:

a. Prevalensi KEP cukup tinggi.
b. Cakupan imunisasi rendah.
c. Cakupan pemberian ASI Eksklusif rendah.
d. Kejadian Luar Biasa (KLB) campak, ISPA, dan diare tinggi.
e. Keluarga miskin.
f. Konsumsi sumber vitamin A rendah.

a. Apa itu kapsul vitamin A dosis tinggi?

Kapsul vitamin A dosis tinggi adalah kaspul yang mengandung vitamin A:
1) 100.000 Satuan Internasional (SI) yang berwarna biru.
2) 200.000 Satuan Internasional (SI) yang berwarna merah.

b. Siapa sasaran pemberian kapsul vitamin A dosis tinggi?

1) Bayi
Bayi umur 6-11 bulan diberikan kapsul vitamin A 100.000 SI warna biru pada bulan Februari atau Agustus.

2) Anak balita
Anak balita umur 12-59 bulan diberikan kapsul vitamin A 200.000 SI warna merah pada bulan Februari dan Agustus.

3) Bayi dan anak balita sakit
Bayi umur 6-11 bulan dan balita umur 12-59 bulan yang sedang terkena campak, diare gizi buruk atau xeroftalmia perlu diberikan kapsul vitamin A dosis tinggi dengan dosis sesuai umur.

4) Ibu nifas
Ibu nifas (0-42 hari) setelah melahirkan diberikan segera 1 (satu) kapsul vitamin A 200.000 SI warna merah dan 1 (satu) kapsul lagi diberikan dengan selang waktu minimal 24 jam.

3. Fortifikasi

Fortifikasi adalah upaya untuk meningkatkan mutu gizi makanan dengan menambahkan pada makanan tersebut satu atau lebih zat gizi mikro tertentu seperti menambahkan yodium, zat besi, vitamin A, seng, dan zat gizi mikro lain.

Terdapat 2 (dua) jenis fortifikasi, yaitu:

1) Fortifikasi sukarela (voluntary)
Fortifikasi sukarela atas prakarsa produsen sendiri tanpa diharuskan oleh peraturan yang ada. Contoh : mie instan, margarin, susu yang difortifikasi dengan vitamin A dll.

2) Fortifikasi wajib (mandatory)

Fortifikasi wajib adalah fortifikasi yang diharuskan oleh peraturan yang ada untuk melindungi masyarakat dari masalah kurang gizi. Contoh: tepung terigu difortifikasi dengan zat besi, seng, asam folat, vitamin B1, dan vitamin B2 ; garam dapur difortifikasi dengan yodium

PEMBERIAN KAPSUL VITAMIN A PADA BALITA

1. Apa manfaat kapsul vitamin A untuk balita?

a. Menjaga kesehatan mata dan mencegah kebutaan.
b. Meningkatkan daya tahan tubuh.
c. Bila terkena diare, campak atau infeksi lain, maka penyakit tersebut tidak akan menjadi parah sehingga tidak membahayakan jiwa anak.

2. Kapan kapsul vitamin A diberikan?

a. Secara periodik untuk:
1) Anak balita 6-59 bulan, diberikan 1 (satu) kapsul secara serentak setiap bulan Februari dan Agustus.
Umur 6-11 bulan: Kapsul biru (100.000 SI)
Umur 12-59 bulan: Kapsul merah (200.000 SI)

b. Pada kejadian tertentu
1) Bila ditemukan kasus xerophthalmia, campak, diare, ISPA, dan gizi buruk (marasmus, kwashiorkor, marasmic kwashiorkor).
Tindakan yang harus dilakukan adalah:
Saat ditemukan:
Berikan 1 (satu) kapsul vitamin A warna merah atau biru sesuai umur
Hari berikutnya:
Berikan lagi 1 (satu) kaspsul vitamin A merah atau biru sesuai umur
Dua minggu berikutnya:
Berikan lagi 1 (satu) kaspsul vitamin A merah atau biru sesuai umur.

2) Bila ada Kejadian Luar Biasa (KLB) campak, pneumonia, diare, gizi buruk, dan infeksi lain
Kepada seluruh balita di wilayah tersebut diberi satu kapsul vitamin A sesuai umur. Bila balita tersebut telah menerima kapsul terakhir belum mencapai 30 hari pada saat KLB maka kepada balite tersebut tidak dianjurkan lagi diberikan kapsul vitamin A.

3) Kejadian bencana alam
Seluruh balita di wilayah bencana alam/pengungsian diberi kapsul vitamin A dengan dosis sesuai umur.

4) Sweeping
Sweeping adalah salah satu upaya untuk menjaring sasaran dalam meningkatkan pemberian kapsul vitamin A. Hal ini dilakukan bila masih terdapat sasaran yang beluj mendapatkan kapsul vitamin A pada hari pemberian yang telah ditentukan dalam bentuk kunjungan rumah.

3. Di mana memperoleh kapsul vitamin A?
a. Posyandu
b. Polindes (Bidan di Desa)
c. Puskesmas pembantu
d. Puskesmas
e. Praktik swasta (Bidan, Rumah Bersalin, Klinik Bersalin dll)
f. Kelompok KIA.

4. Bagaimana memberikan kapsul vitamin A kepada bayi dan anak balita?
Gunting ujung kapsul, keluarkan isi kapsul dengan memencet kapsul sampai semua isinya masuk ke mulut anak.

5. Siapa yang bisa memberikan kapsul vitamin A pada bayi dan anak balita?

a. Petugas kesehatan

b. Bidan di Desa

c. Tokoh Masyarakat

d. Kepala Desa

e. Ketua RT/RW

f. Kader

g. Orang tua/keluarga.

PEMBERIAN KAPSUL VITAMIN A PADA IBU NIFAS

1. Apa itu masa nifas?

Waktu ibu melahirkan sampai 6 minggu setelah kelahiran (0-42 hari).

2. Apa manfaat kapsul vitamin A  untuk ibu nifas?

a. Meningkatkan kandungan vitamin A dalam Air Susu Ibu (ASI).
b. Bayi lebih kebal dan jarang kena penyakit karena infeksi.
c. Kesehatan ibu cepat pulih setelah melahirkan.

3. Mengapa ibu nifas harus minum 2 kapsul vitamin A?

a. Bayi lahir dengan cadangan vitamin A yang rendah.
b. Kebutuhan bayi akan vitamin A tinggi untuk pertumbuhan dan peningkatan daya tahan tubuh.
c. Pemberian 1 (satu) kapsul vitamin A 200.000 SI warna merah pada ibu nifas hanya cukup untuk meningkatkan kandungan vitamin A dalam ASI selam 60 hari.
d. Pemberian 2 (dua) kapsul vitamin A 200.000 SI diharapkan dapat menambah kandungan vitamin A dalam ASI sampai bayi usia 6 bulan.

4. Bagaimana memberikan kapsul vitamin A pada ibu nifas?

Diberikan sebanyak 2 x 200.000 SI dalam kurun waktu 2 (dua) hari berturut-turut pada masa nifas:
a. 1 (satu) kapsul vitamin A 200.000 SI warna merah diminum segera setelah melahirkan
b. 1 (satu) kapsul vitamin A 200.000 SI warna merah kedua diminum pada hari berikutnya minimal 24 jam sesudah kapsul pertama.

5. Bagaimana pelaksanaan pemberian kapsul vitamin A pada ibu nifas?

a. Bersamaan dengan pemberian imunisasi hepatitis B kepada bayi umur 0-7 hari pada kunjungan neonatal (KN1).

b. Apabila kapsul vitamin A tidak diberikan pada KN1, maka dapat diberikan pada KN2 (8-28 hari) atau KN3 (minggu ke-6 setelah persalinan).

c. Sweeping
Sweeping adalah salah satu upaya untuk menjaring ibu nifas dalam meningkatkan pemberian kapsul vitamin A. Hal ini dilakukan bila masih terdapat ibu nifas yang belum mendapatkan kapsul vitamin A pada hari pemberian yang telah ditentukan dalam bentuk kunjungan rumah.

Untuk menghindari duplikasi pemberian kapsul vitamin A oleh petugas kepada ibu nifas, setiap petuga yang akan memberikan kapsul harus memberitahukan dan menanyakan kepada ibu nifas tentang pemberian kapsul vitamin A.

6. Di mana ibu nifas dapat memperoleh kapsul vitamin A?

a. Posyandu
b. Polindes (Bidan di Desa)
c. Puskesmas pembantu
d. Puskesmas
e. Praktik swasta (Bidan, Rumah Bersalin, Klinik Bersalin dll)
f. Kelompok KIA.

7. Siapa yang memberi kapsul vitamin A kepada ibu nifas?

a. Dokter

b. Tenaga Gizi

c. Bidan

d. Perawat

e. Vaksinator

f. Dukun bersalin terlatih

g. Kader.

 

Sumber:

Apa dan Mengapa tentang Vitamin A: Panduan Praktis untuk Praktisi Kesehatan
Departemen Kesehatan Republik Indonesia
Direktorat Gizi Masyarakat
2005

 

 

 
Kritik & Saran
 

ShoutMix chat widget
Clock and Calendar
 
Mail
 

www.fancygens.com
Lamp
 
 
Today, there have been 23 visitors (25 hits) on this page!

Get Your Halloween Countdown
This website was created for free with Own-Free-Website.com. Would you also like to have your own website?
Sign up for free